Kutipan

Apa Itu Teologi Kerja

BUKAN RAHASIA LAGI bahwa seringkali kita lupa, tidak mau atau malah tidak mampu melihat makna kerja lebih daripada sekadar mencari uang, imbalan, dan jabatan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup yang juga tak kunjung terpenuhi.

Di sinilah pentingnya kita berteologi. Dari perspektif teologi, makna dan tujuan hidup manusia hanya akan dapat ditemukan secara penuh sejauh hidup kita mempunyai hubungan yang positif dan produktif dengan Allah. Hidup yang bermakna dan hidup yang bertujuan hanya dapat kita temukan secara penuh sejauh kita menyadari bahwa Allah sungguh-sungguh menganggap penting hidup kita, dan tahu persis bahwa Allah menginginkan sesuatu yang besar untuk kita lakukan bersamaNya melalui hidup kita, untuk kemuliaan Allah dan tujuan-tujuan kehidupan ini secara luas.

Begitu pula Teologi Kerja. Melalui teologi ini, kita dimampukan untuk melihat hubungan antara apa yang menjadi pekerjaan kita dengan apa yang diinginkan Allah melalui kita dalam pekerjaan kita. Melalui Teologi Kerja, kita akan melihat pekerjaan dari perspektif Allah sehingga menyadari dan memahami signifikansi pekerjaan itu bagi Allah. Berpasangan dengan itu, perspektif Allah yang diperoleh melalui Teologi Kerja ini kemudian akan memampukan manusia menemukan tujuan-tujuan Allah dalam pekerjaan yang digelutinya. Semua inilah yang akan melahirkan spirit, semangat, dan etos kerja unggul dalam menekuni pekerjaan kita.

Dengan berteologi tentang kerja setidaknya kita berharap:

Pertama, agar setiap pekerja Kristen mengerti dan memahami bahwa  kerja—di bidang apa pun dan dalam jenis apa pun—sangat penting, bermanfaat, bertujuan, dan bermakna tidak hanya bagi manusia, tapi bagi Allah juga.

Kedua, setiap pekerja Kristen mengerti dan memahami bahwa kerja bukan sekadar memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri dan keluarganya, tetapi memiliki signifikansi bagi kehidupan global bersama dan di dalam Allah.

Ketiga, setiap pekerja Kristen mengerti dan memahami bahwa apa yang mereka kerjakan di dunia ini haruslah merupakan cerminan, bagian, atau lanjutan dari pekerjaan Allah dan cara Allah bekerja.

Keempat, setiap pekerja Kristen mengerti dan memahami serta dapat menempatkan pekerjaannya dalam terang wawasan Allah, sehingga dapat melihat campur tangan dan peranan Allah dalam pekerjaan mereka.

Kelima, setiap pekerja Kristen mengerti bahwa Allah adalah Sang Pekerja Agung dan menghendakinya juga bekerja dengan kualitas dan standar Allah, melalui talenta yang telah diberikanNya kepada masing-masing pekerja Kristen. Melalui kerja dengan kualitas dan standar Allah itu pula pekerja Kristen memperoleh sepenuhnya berkat yang telah dijanjikan Allah dalam rangka memperluas kerajaanNya di dunia dan dengan demikian memenuhi perjanjianNya yang luhur dan mulia.

Terdapat dua ladang besar yang ingin digarap buku ini:

Pertama, pekerja dan penyedia kerja di dunia kerja yang selama ini dianggap sekuler. Dengan mendalami dan memahami Teologi Kerja Modern dan Etos Kerja Kristiani para pekerja dan penyedia kerja dapat merasakan kebermaknaan kerja yang mereka geluti untuk selanjutnya dimampukan bekerja dengan sepenuh hati dan memberikan kemampuan terbaik yang telah Allah anugerahkan kepada mereka dengan standar Allah untuk juga mendapatkan berkat yang telah dijanjikan Allah.

Kedua, pekerja dan penyedia kerja di lingkungan gereja dan lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan gereja. Dengan mendalami dan memahami Teologi Kerja dan Etos Kerja Kristiani mereka kiranya dapat menyegarkan dirinya untuk melihat betapa ladang Allah terbentang amat besar, tidak terbatas pada gereja dan organisasi-organisasi yang berafiliasi dengan gereja saja, melainkan meluas dan kemudian menyatu dengan semesta kehidupan umat.

* Dikutip dari Bab Pendahuluan Teologi Kerja Modern dan Etos Kerja Kristiani, karya Jansen Sinamo dan Eben Ezer Siadari, 2011

One thought on “Apa Itu Teologi Kerja

  1. Menyimak 8 etos kerja dalam teologi kerja ini tidak berbeda dengan materi yang disampaikan oleh motivator-motivator lainnya seperti Mario Teguh (hanya sumbernya berbeda yaitu Alkitab ). Timbul renungan dalam hati saya apa bedanya kita orang kristen dengan yang bukan kristen.

Leave a comment